Tentangmu yang Masih Menjadi Dhomir
Oleh: Ni'matul Khoiriyyah
Pertanyaan "kapan nikah" terkadang cukup mengusik ketenangan hati. Apalagi di bulan-bulan pengantin seperti ini, pertanyaan itu sederas hujan yang jatuh dari langit. Seringkali hanya senyum yang kugunakan untuk merespon. Kadang juga kujawab dengan jawaban yang tak pasti. Ya, tentu saja. Bagaimana mungkin aku memastikan sesuatu yang menjadi rahasia Tuhan.
Telah banyak nama yang hadir mengisi hari-hari, namun satu persatu pun pergi. Bukan tak baik, namun tak jodoh, dan memang akan ada yang terbaik suatu hari nanti, itulah keyakinanku.
Bagi mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab sepertiku, analogi sering kugunakan. Aku menganalogikan sepasang kekasih seperti jumlah ismiyah yang tersusun dari mubtada' dan khabar. Suami sebagai mubtada'nya, dan istri sebagai khabarnya. Keduanya bisa berupa isim dhahir, bisa juga salah satunya berupa isim dhamir. Untuk konteks yng satu ini, aku menganggapnya sebuah dhamir, karena aku belum tahu siapa dia, dari mana, dan apapun tentangnya aku belum tahu.
Rahasia Allah pasti indah, itu keyakinanku. Saat aku belum dipersatukan dengannya, itu berari ada masa penempaan yang harus kujalani seorang diri, pun dengan dirinya. Barulah saat penempaan itu usai, ia akan Allah hadirkan untukku. Kami bersatu, bersama, saling dukung dan saling menguatkan dalam iman dan ihsan sehingga Allah ridhoi langkah kami meniti jalan ke surganya.
Perlukah risau dalam penantian? Tidak. Untuk apa merisaukan seseorang yang sudah ada? Iya. Dia ada, namun masih Allah sembunyikan dari pandanganku, karena Allah sangatlah baik dalam menjaganya. Hanya bait-bait kerinduan yang tersampaikan melalui doa suci di penghujung sembahyang.
Untukmu yang masih menjadi dhamir
Aku yakin kau adalah isim ma'rifat
Kau mufrad dan berada dalam posisi rafa'
Kau mulia, kau berbudi, kau berilmu
Wahai dhamirku ...
Di sini kumenanti tuk jadi khabarmu
Bilakah kita kan menjadi jumlah ismiyah yang tak lekang oleh waktu?
Tetaplah menjadi isim ma'rifat yang akan membimbingku
Dariku, calon khabarmu.
Trenggalek, 15 Januari 2017
09.13
Blog Ni'matul Khoiriyyah/Nina Kayla. Cinta adalah kekuatan yang mampu menggerakkan jiwa. Dengannya yang jauh menjadi dekat. Dengannya yang berat terasa ringan. Dengannya jari-jemarimu bisa menari dengan riangnya di atas keyboard. Iya, Cinta. Bukan sembarang cinta, tapi cinta yang berasaskan keimanan, berusaha meraih ketakwaan, dan bercita-cita tuk dinaungi keridhoan Sang Maha Cinta.
Entri Populer
-
Bila Cinta Tak Senada Dengan Irodah-Nya Pada pembahasan sebelumnya saya nyatakan bahwa cinta harus memiliki. Namun apa...
-
Mohon maaf sebelumnya, jangan terlalu memelototi judul ini dan jangan terlalu kemana-mana pikiran Anda berkelana ..., Oke?!...
-
Ketika Tasbihku Bertahmid* Buah karya Ni'matul Khoiriyyah (Nina Kayla) Ya Robb… aku telah jatuh cinta pada salah seorang hamba-Mu. Ham...
-
Artikel Karakter Siswa Phattana Islam Wittaya School Lammai Yala Thailand Dilihat dari Posisi Duduk by Ni'matul Khoiriyyah IAIN T...
-
(AIS) Awal mula aku tidak menyangka pria yang tinggal serumah denganku ini akan menjadikanku sebagai isterinya. Perawak...
-
Ana Hunaka Phattana Islam Wittaya School Lammai Yala Thailand, sebuah sekolah Islam yang berdiri kokoh di Lammai, desa yang berbatasan la...
-
Tarbiyah dalam Goresan Luka Selamat datang bulan Juli, bersamaan dengan akan berakhirnya bulan suci Ramadhan. Masih terasa nyata inda...
-
Cintaku pada Ar-Rahman Aku tidak tahu kapan pertama kali jatuh cinta pada surat yang namanya merupakan salah satu Asma Allah al Husna ....
-
نعمة الخيرية Gadis anggun itu bernama Aisyah. Dia mahasiswi semester lima jurusan pendidikan Bahasa Arab di IAIN Tulunga...
-
Judul: Mas Ustadz The Series: Sakinah Bersamamu Genre: Novel Penulis: Ni'matul Khoiriyyah Editor: Ni'matul Khoiriyyah Pen...
Selasa, 07 Maret 2017
Tentangmu yang Masih Menjadi Dhomir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar