Tahun Baru, Hujan: Isyarat Kerinduan Alam
Oleh: Ni'matul Khoiriyyah
Hari ini, 1 Januari 2020, turun hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan di beberapa daerah, hujan sudah turun sejak akhir tahun kemarin.
Sebagaimana biasa, di malam pergantian tahun hingga hari pertama awal tahun baru, banyak orang mengagendakan keluar rumah dengan tujuan merayakan tahun baru. Pesta kembang api seolah menjadi jadwal wajib. Ada juga yang merayakan dengan menghadiri konser, panggung gembira, bakar ayam, bakar jagung, kumpul teman sejawat, kumpul keluarga di luar rumah, dsb.
Turunnya hujan di malam pergantian tahun seringkali dijadikan bahan gurauan seperti munculnya meme, _"Kalau hujan, nggak ada bedanya yang jomlo dengan yang bukan, sama-sama nggak ke mana-mana."_ Memang kebanyakan orang enggan keluar saat hujan mengguyur, apalagi bila disertai nyanyian guntur dan tarian angin serta lirikan kilat. Jangankan yang seperti itu, sedikit gerimis saja, kadang orang sudah membatalkan agenda bepergian.
Di sini, saya ingin mengulas hujan di tahun baru dari sisi religi. Hujan merupakan rahmat Ilahi; curahan air langit yang dirindukan bumi turun sebagai wujud cinta kasih Sang Pencipta. Bahkan, di antara waktu yang mustajab untuk berdoa adalah pada saat turun hujan.
Nah, dengan turunnya hujan di akhir serta awal tahun, bukankah ini isyarat alam agar kita lebih banyak menghamba pada Sang Pencipta? Logikanya, manusia ketika sedang berwisata akan lebih banyak lalainya daripada ingatnya pada Tuhan. Bukankah hujan di hari ini pertanda bahwa alam rindu menyaksikan kita bermunajat pada Sang Maha Cinta?
Lihat betapa romantisnya Allah dalam menunjukkan cinta. Allah ingin kita mengawali tahun yang baru ini dengan bersujud dan memperbanyak zikir pada-Nya. Dunia sudah tua. Bumi sudah renta. Tidakkah kita melihat kerusakan dan kemungkaran di mana-mana? Siapakah yang menyebabkan kerusakan itu bila bukan tangan manusia? _"Dhaharal fasaadu fil barri wal bahri bi maa kasabat aidinnaas."_
Allah menciptakan alam ini dengan begitu indahnya. Manusialah yang menghabisi hutan alam untuk hunian dan perindustrian, menyumbat aliran sungai dengan sampah, mengotori udara dengan polusi, dsb. Allah menciptakan laut dengan begitu cantiknya. Manusialah yang lagi-lagi mengganggu ketenangan alam hingga akhir-akhir ini begitu sering alam menunjukkan amarahnya.
Maka di awal tahun ini, marilah kita kembali menyadari peran kita sebagai hamba. Allah telah mencurahkan nikmat-Nya, Allah telah memberikan karunia yang tiada tara, tidak malukah kita bila kufur kepada-Nya? Tidak malukah kita tinggal di bumi-Nya namun merusak alam-Nya?
Sungguh kita adalah manusia yang tidak tahu diri bila terus-menerus berbuat zalim pada alam yang kita tinggali ini. Mengapa kita tidak menyayangi bumi sebagai rumah kita? Bukankah di sinilah tempat kita bernaung? Malulah kepada Allah ..., sayangi alam, cintai lingkungan, jadilah manusia seutuhnya, manusia yang beradab, manusia yang manusiawi, punya rasa welas asih terhadap makhluk, dan penuh bakti kepada Sang Khaliq. Insyaallah, dengan mencintai alam, alam pun akan semakin mesra pada kita.
Selamat Tahun Baru
Selamat Berzikir
Semoga Allah senantiasa menaungi kita 😊
Durenan, 1 Jan 2020
Blog Ni'matul Khoiriyyah/Nina Kayla. Cinta adalah kekuatan yang mampu menggerakkan jiwa. Dengannya yang jauh menjadi dekat. Dengannya yang berat terasa ringan. Dengannya jari-jemarimu bisa menari dengan riangnya di atas keyboard. Iya, Cinta. Bukan sembarang cinta, tapi cinta yang berasaskan keimanan, berusaha meraih ketakwaan, dan bercita-cita tuk dinaungi keridhoan Sang Maha Cinta.
Entri Populer
-
Bila Cinta Tak Senada Dengan Irodah-Nya Pada pembahasan sebelumnya saya nyatakan bahwa cinta harus memiliki. Namun apa...
-
Mohon maaf sebelumnya, jangan terlalu memelototi judul ini dan jangan terlalu kemana-mana pikiran Anda berkelana ..., Oke?!...
-
Ketika Tasbihku Bertahmid* Buah karya Ni'matul Khoiriyyah (Nina Kayla) Ya Robb… aku telah jatuh cinta pada salah seorang hamba-Mu. Ham...
-
Artikel Karakter Siswa Phattana Islam Wittaya School Lammai Yala Thailand Dilihat dari Posisi Duduk by Ni'matul Khoiriyyah IAIN T...
-
(AIS) Awal mula aku tidak menyangka pria yang tinggal serumah denganku ini akan menjadikanku sebagai isterinya. Perawak...
-
Ana Hunaka Phattana Islam Wittaya School Lammai Yala Thailand, sebuah sekolah Islam yang berdiri kokoh di Lammai, desa yang berbatasan la...
-
Tarbiyah dalam Goresan Luka Selamat datang bulan Juli, bersamaan dengan akan berakhirnya bulan suci Ramadhan. Masih terasa nyata inda...
-
Cintaku pada Ar-Rahman Aku tidak tahu kapan pertama kali jatuh cinta pada surat yang namanya merupakan salah satu Asma Allah al Husna ....
-
نعمة الخيرية Gadis anggun itu bernama Aisyah. Dia mahasiswi semester lima jurusan pendidikan Bahasa Arab di IAIN Tulunga...
-
Judul: Mas Ustadz The Series: Sakinah Bersamamu Genre: Novel Penulis: Ni'matul Khoiriyyah Editor: Ni'matul Khoiriyyah Pen...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar