Memilih pasangan,
jangan terlalu terikat pada adat. Pilihlah seseorang yang mampu menguatkanmu,
menguatkan imanmu, pilihlah yang mampu memperbesar cintamu pada Allah. Ingatkah Anda bahwa Rasul junjungan kita SAW. Telah
memberikan empat kriteria dalam memilih pasangan hidup?
1.
Kecantikan/ketampanan
2.
Harta
3.
Nasab
4.
Agama
Di antara empat
kriteria tersebut, Rasul memerintah kita untuk memilih yang ke empat, AGAMA.
Pilihlah yang beragama maka kau akan selamat. Mengapa bukan
kecantikan/ketampanan, harta/nasab?
Ibaratnya, agama
itu angka 1 di depan. Sedangkan kecantikan/ketampanan, harta, dan nasab itu
hanya angka 0 sebagai tambahan di belakang angka 1 tersebut.
Jika kau pilih agama, kau dapat 1
Dia cantik/tampan, tambah 0 =10
Dia berharta, tambah 0 lagi=100
Dia bernasab baik, tambah 0 lagi=1000
Perhatikan, bukankah tanpa angka 1 di depan, nol-nol itu tiada
berharga?
Renungkan itu kawan…!
Sejauh ini adat yang masih sering kita jumpai dan masih dipegang
erat oleh mungkin segolongan orang di antaranya:
1.
Madhep’e omah
2.
Berbatasan dengan kali/sungai
3.
Neton kelahiran
4.
Jarak rumah
5.
Anak ke sekian dengan anak ke sekian
6.
Melangkahi kakak
Oke, kita ambil sederhana saja dari neton kelahiran. Pertanyaan
saya, “Apakah jika neton calon mempelai putra dengan calon mempelai putri itu
cocok, ada jaminan pasti bahagia?”
“Apakah jika neton keduanya tidak cocok pasti sengsara atau ada
bencana?”
Jawabannya, “Tidak.”
Ada yang menyanggah, “Tapi banyak terjadi kan yang seperti itu?”
“IYA, tapi itu BUKAN KARENA NETON, bukan karena MADHEP’E omah, bukan
karena ANAK KE SEKIAN DENGAN KE SEKIAN. Kita punya Tuhan kan? Lalu apa
jawabannya?”
ALLAH PUNYA KEHENDAK.
Sadarlah, saudaraku… tak seorang pun di dunia ini yang tak
mendapatkan cobaan/ ujian/tantangan. Ujian adalah sarana melihat kualitas
keimanan. Lalu mengapa harus disangkut-pautkan dengan adat?
Sekarang, “Apakah orang yang netonnya cocok dijamin bahagia? Apakah
orang yang netonnya cocok keluarganya tidak akan ada yang meninggal? Apakah
orang yang netonnya tidak cocok dipastikan tidak bahagia?”
Jawab kalau berani!
Saudaraku, tak ada rumah tangga yang dari A sampai Z adhem-ayem ae.
Tak ada rumah tangga yang tak diuji kualitasnya oleh Sing Nggawe Urip. Tinggal bagaimana
bahtera itu dikendalikan oleh nahkoda dan pendampingnya. Tinggal bagaimana
suami-istri menyikapi semua itu dengan bijak.
“Kalau memang cintamu karena ALLAH, lihatlah Rasulullah.”
Pernahkah Rasulullah itung-itung neton sak durunge nikah?
Pernahkan Rasulullah ndelok-ndelok adhep’e omah, itung-itung anak
nomer piro karo piro?
Rasul menikah dengan pertimbangan AGAMA saja.
Saudaraku… yakinlah hanya pada Allah! Lihatlah Rasul… fadhfar
bidzatiddin taribat yadaka, “pilihlah yang beragama maka kau akan selamat.” So…
yakinlah pada Allah, hati-hati, janganlah kepercayaanmu pada adat membuat
imanmu rusak. Jangan sampai membuatmu musyrik.
Jangan merusak keimananmu
Jangan terpaku pada adat
Jangan halangi pria sholeh dan wanita sholehah untuk menikah
Jangan… jangan… jangan halangi mereka.
Wahai saudaraku para remaja… perjuangkan cinta sucimu. Birrul walidain
memang harus, tapi jangan sampai alasan birrul walidain menggoyahkan imanmu.
Ayo… saatnya berdakwah, ubah pola pikir orang tua yang mungkin masih terpaku
dengan adat.
Menikah itu yang penting direstui. Pertimbangkan agama, cari ridho
lalu menikahlah!
Sederhana bukan? Tak perlu lah bermewah-mewahan dalam pesta
pernikahan walaupun anak pertama. Yang penting akadnya sah, suasananya khidmat.
Perjuangkan cintamu, kawan… jika jembatan A rusak, cari jalan lain.
Allah maha pengasih. Dia mau merubah takdirmu jika kamu mau berjuang dan
berusaha serta tawakkal. Insyaallah ada jalan.
Sakinahkan rumah tanggamu dengan:
1.
Istiqomah berjamaah dengan pasangan
2.
Istiqomah qiyamullail dan Dhuha
3.
Suami baca Al-Qur’an, istri tiduran di pangkuannya
4.
Pelukan dan ucapan terima kasih
5.
Terbuka dan hargailah pasangan
Jangan
marah, bila
terpaksa marah, marahlah dengan cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar