Entri Populer

Selasa, 08 Desember 2015

Problematika Pra Nikah



            Memilih pasangan, jangan terlalu terikat pada adat. Pilihlah seseorang yang mampu menguatkanmu, menguatkan imanmu, pilihlah yang mampu memperbesar cintamu pada Allah. Ingatkah Anda bahwa Rasul junjungan kita SAW. Telah memberikan empat kriteria dalam memilih pasangan hidup?
1.      Kecantikan/ketampanan
2.      Harta
3.      Nasab
4.      Agama
            Di antara empat kriteria tersebut, Rasul memerintah kita untuk memilih yang ke empat, AGAMA. Pilihlah yang beragama maka kau akan selamat. Mengapa bukan kecantikan/ketampanan, harta/nasab?
            Ibaratnya, agama itu angka 1 di depan. Sedangkan kecantikan/ketampanan, harta, dan nasab itu hanya angka 0 sebagai tambahan di belakang angka 1 tersebut.
Jika kau pilih agama, kau dapat 1
Dia cantik/tampan, tambah 0 =10
Dia berharta, tambah 0 lagi=100
Dia bernasab baik, tambah 0 lagi=1000
Perhatikan, bukankah tanpa angka 1 di depan, nol-nol itu tiada berharga?
Renungkan itu kawan…!
Sejauh ini adat yang masih sering kita jumpai dan masih dipegang erat oleh mungkin segolongan orang di antaranya:
1.      Madhep’e omah
2.      Berbatasan dengan kali/sungai
3.      Neton kelahiran
4.      Jarak rumah
5.      Anak ke sekian dengan anak ke sekian
6.      Melangkahi kakak
Oke, kita ambil sederhana saja dari neton kelahiran. Pertanyaan saya, “Apakah jika neton calon mempelai putra dengan calon mempelai putri itu cocok, ada jaminan pasti bahagia?”
“Apakah jika neton keduanya tidak cocok pasti sengsara atau ada bencana?”
Jawabannya, “Tidak.”
Ada yang menyanggah, “Tapi banyak terjadi kan yang seperti itu?”
“IYA, tapi itu BUKAN KARENA NETON, bukan karena MADHEP’E omah, bukan karena ANAK KE SEKIAN DENGAN KE SEKIAN. Kita punya Tuhan kan? Lalu apa jawabannya?”
ALLAH PUNYA KEHENDAK.
Sadarlah, saudaraku… tak seorang pun di dunia ini yang tak mendapatkan cobaan/ ujian/tantangan. Ujian adalah sarana melihat kualitas keimanan. Lalu mengapa harus disangkut-pautkan dengan adat?
Sekarang, “Apakah orang yang netonnya cocok dijamin bahagia? Apakah orang yang netonnya cocok keluarganya tidak akan ada yang meninggal? Apakah orang yang netonnya tidak cocok dipastikan tidak bahagia?”
Jawab kalau berani!
Saudaraku, tak ada rumah tangga yang dari A sampai Z adhem-ayem ae. Tak ada rumah tangga yang tak diuji kualitasnya oleh Sing Nggawe Urip. Tinggal bagaimana bahtera itu dikendalikan oleh nahkoda dan pendampingnya. Tinggal bagaimana suami-istri menyikapi semua itu dengan bijak.
“Kalau memang cintamu karena ALLAH, lihatlah Rasulullah.”
Pernahkah Rasulullah itung-itung neton sak durunge nikah?
Pernahkan Rasulullah ndelok-ndelok adhep’e omah, itung-itung anak nomer piro karo piro?
Rasul menikah dengan pertimbangan AGAMA saja.
Saudaraku… yakinlah hanya pada Allah! Lihatlah Rasul… fadhfar bidzatiddin taribat yadaka, “pilihlah yang beragama maka kau akan selamat.” So… yakinlah pada Allah, hati-hati, janganlah kepercayaanmu pada adat membuat imanmu rusak. Jangan sampai membuatmu musyrik.
Jangan merusak keimananmu
Jangan terpaku pada adat
Jangan halangi pria sholeh dan wanita sholehah untuk menikah
Jangan… jangan… jangan halangi mereka.
Wahai saudaraku para remaja… perjuangkan cinta sucimu. Birrul walidain memang harus, tapi jangan sampai alasan birrul walidain menggoyahkan imanmu. Ayo… saatnya berdakwah, ubah pola pikir orang tua yang mungkin masih terpaku dengan adat.
Menikah itu yang penting direstui. Pertimbangkan agama, cari ridho lalu menikahlah!
Sederhana bukan? Tak perlu lah bermewah-mewahan dalam pesta pernikahan walaupun anak pertama. Yang penting akadnya sah, suasananya khidmat.
Perjuangkan cintamu, kawan… jika jembatan A rusak, cari jalan lain. Allah maha pengasih. Dia mau merubah takdirmu jika kamu mau berjuang dan berusaha serta tawakkal. Insyaallah ada jalan.
Sakinahkan rumah tanggamu dengan:
1.      Istiqomah berjamaah dengan pasangan
2.      Istiqomah qiyamullail dan Dhuha
3.      Suami baca Al-Qur’an, istri tiduran di pangkuannya
4.      Pelukan dan ucapan terima kasih
5.      Terbuka dan hargailah pasangan
Jangan marah, bila terpaksa marah, marahlah dengan cinta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar